Friday, October 11, 2019

PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH


11 Oktober 2019


Praktek Pembiayaan Murabahah
Rania Farah Salsabila
20181311024


Pengertian Murabahah
PSAK No. 102 tentang Akuntansi Murabahah paragraph 5: Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. (DSAK,2009).
Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan menysyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad murabahah, penjual menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual barang disebut dengan margin keuntungan, seperti yang dikemukakan oleh Ismail (2013:138).

Penerapan Akad Murabahah
Dalam layanan perbankan syariah yang berhubungan dengan penyaluran dana seperti pemberian pembiayaan kepada nasabah, dapat dilakukan dengan berbagai bentuk akad sesuai dengan kebutuhan dari nasabah sendiri. Salah satu bentuk pembiayaan yang paling sering diberikan kepada nasabah adalah pembiayaan konsumtif untuk memneuhi kebutuhan konsumsi dari nasabah. Pembiayaan konsumtif terbagi dalam beberapa macam produk yang dapat dibiayai, muali dari barang, mobil, sampai kepada kepemilikan rumah.
Pemberian pembiayaan kepemilikan rumah di bank syariah umumnya menggunakan akad Murabahah (jual beli). Akad Murabahah (jual beli) yaitu akad (perjanjian) jual beli barang, dalam hal ini adalah rumah, dimana si penjual menyatakan harga perolehannya dan marjin (keuntungan) yang diinginkan pada saat penjualan kepada si pembeli atas kesepakatan bersama. Transaksi dengan akad Murabahah (jual beli) ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara yaitu, dapat berbentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan cicilan setelah penerimaan barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus dikemudian hari.
Pembiayaan Murabahah merupakan jenis pembiayaan yang sering dilakukan/digunakan dalam bank syariah, yang pada umumnya digunakan dalam transaksi jual beli barang investasi dan barang-barang yang diperlukan oleh individu.
1)      Jenis penggunaan pembiayaan murabahah lebih sesuai untuk pembiayaan investasi dan konsumsi. Dalam pembiayaan investasi, akad murabahah sangat sesuai karena ada barang yang akan diinvestasikan nasabah atau aka nada barang yang menjadi objek investasi. Dalam pembiayaan, biasanya barang yang akan dikonsumsi oleh nasabah jelas terukur.
2)      Pembiayaan murabahah kurang cocok untuk pembiayaan modal kerja yang diberikan langusng dalam bentuk uang.

Kredit kepemilikan rumah merupakan pembiayaan murabahah yang bersifat konsumtif. Dimana bank menyediakan pinjaman data untuk membeli rumah, tanah kavling atau untuk merenovasi rumah yang diperlukan calon penerima kredit, untuk dibayar kembali saat jatuh tempo dengan cara cicilan dan batas maksimal cicilan selama 15 tahun. Pada saat akad, pembiayaan KPR diakui pada saat pencairannya sebesar pokok pembiayaan yang diberikan dan keuntungan yang disepakati. Dalam pembiayaan KPR pada Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk, keuntungan disebut margin yang merupakan pendapatan bank, dimana besarnya margin telah ditetapkan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk.Margin 1-5 tahun sebesar 8,5%, 6- 10 tahun sebesar 9,5% dan 11-15 tahun 10,5%.
Pembiayaan KPR dengan akad murabahah wajib menggunakan uang muka. Apabila permohonan KPR yang diajukan nasabah adalah rumah bekas (second), nasabah wajib membayar uang muka sebesar 30% dari harga jual rumah. Namun jika permohonan KPR yang diajukan adalah rumah baru, untuk rumah tipe > 70% nasabah wajib membayar uang muka sebesar 30% dan untuk rumah tipe < 70% nasabah wajib membayar uang muka sebesar 20%.
Pada saat penandatanganan pernyataan serah terima (akad KPR) dengan akad murabahah di Bank Syariah Mandiri Cabang Luwuk terdapat poin-poin sebagai berikut: 1) Definisi akad murabahah; 2) Harga barang; 3) Bentuk pembiayaan; 4) Denda dan ganti rugi, 5) Jangka waktu pembiayaan; 6) Realisasi murabahah; 7) Pelunasan pembelian; 8) Jaminan pembiayaan, 9) Asuransi barang jaminan; 10) Asuransi jiwa; 11) Biaya dan pajak, 12) Penyelenggaraan rekening; 13) Kuasa bank atas rekening penerima pembiayaan; 14) Hak bank untuk mengakhiri jangka waktu pembiayaan; 15) Hal-hal yang harus dilakukan penerima pembiayaan; 16) Pembatasan terhadap tindakan penerima pembiayaan; 17) Peristiwa cidera janji (wanprestasi); 18) Keadaan memaksa (force majeur); 19) Penyelesaian sengketa.

Kasus 1
Pada tanggal 1 Maret 20XA PT Kemal Sejahtera melakukan negosiasi dengan BPRS Khairu ILLahi untuk memperoleh fasilitas Murabahah dengan pesanan pembelian 1 set server seharga Rp80.000.000 dengan rencana sebagai berikut :
·         Harga total barang                              Rp80.000.000
·         Uang muka                                          Rp20.000.000
·         Pembiayaan oleh BPRS                      Rp60.000.000
·         Margin                                                 Rp7.375.570,25
·         Harga jual                                            Rp87.375.570,25 (harga barang plus margin)
·         Jumlah bulan angsuran                        18 bulan
·         Biaya administrasi                               0,5% dari pembiayaan oleh BPRS
Diminta :
1)      Hitunglah angsuran per bulan yang mesti dibayar oeh PT Kemal Sejahtera.

Angsuran per bulan = Total Piutang – Uang Muka / Jumlah Bulan Pelunasan
                                = (87.375.570,25 – 20.000.000)/18
                                = 67.375.570,25 / 18
                                = Rp3.743.087,24

2)      Hitunglah presentase keuntungan dari total piutang bersih.

Presentase keuntungan  = Total margin / Total piutang bersih x 100%
                                       = (7.375.570,25 / 67.375.570,25) x 100%
                                       =  10,946%

3)      Hitunglah besar margin dan pokok piutang dalam setiap angsuran perbulan yang dibayar oleh PT Kemal Sejahtera jika menggunakan metode proposional.

Margin per bulan                     = persentase keuntungan x angsuran per bulan
                                                = 10,946% x Rp3.743.087,24
                                                = Rp409.718

Pokok per bulan                      = angsuran per bulan – margin per bulan
                                                = Rp3.743.087,24 – Rp409.718
                                                = Rp3.333.369
Dengan demikian, untuk setiap pembayaran angsuran sebesar Rp3.743.087,24 per bulan, terkandung di dalamnya margin sebesar Rp409.718 dan pokok sebesar Rp3.333.369.

Kasus 2
Denagn menggunakan data pada Kasus 1, buatlah jurnal untuk transaksi berikut:
1)      Tanggal 3 Maret 20XA, PT Kemal Sejahtera menyerahkan uang muka sebesar Rp20.000.000 kepada BPRS.

03/03/20XA    Db. Rekening Nasabah PT Kemal Sejahtera              20.000.000
                                    Kr. Uang muka                                                           20.000.000

2)      Tanggal 8 Maret 20XA, untuk keperluan transaski murabahah dengan PT Kemal Sejahtera, BPRS melakukan pembelian barang pesanan PT Kemal sejahtera kepada pemasok senilai Rp80.000.000 secara tunai.

08/03/20XA    Db. Persediaan asset murabahah                                 100.000.000
                                    Kr. Kas/rekening nasabah-pemasok                            100.000.000

3)      Tanggal 10 Maret, akad jual beli murabahah disepakati antara Bank dan PT Kemal Sejahtera. Pada saat itu Bank langsung menyerahkan satu set server kepada PT Kemal Sejahtera.

10/03/20XA    Db. Piutang murabahah                                              87.375.570,25
                                    Kr. Persediaan asset murabahah                                 80.000.000
                                    Kr. Margin murabahah yang ditangguhkan                7.375.570,25

4)      Pada tanggal akad, uang muka yang sebelumnya sudah diterima oleh BPRS diakui sebagai pengurang piutang murabahah.

03/03/20XA    Db. Uang muka                                                           20.000.000
                                    Kr. Piutang murabahah                                               20.000.000

5)      Pada tanggal akad, nasabah dikenakan biaya administrasi sebesar 0,5% dari pembiayaan oleh BPRS.

03/03/20XA    Db. Rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera               100.000
                                    Kr. Pendapatan administrasi                                       100.000
                        (0,5% x 20.000.000)

6)      Tanggal 10 April 20XA, saat jatuh tempo angsuran pertama nasabah membyara sebesar Rp3.743.087,24

10/04/20XA    Db. Kas/rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera         3.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah                                               3.743.087,24

                        Db. Margin murabahah yang ditangguhkan               409.718
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah                             409.718

7)      Pada pembayaran bualn mei, hingga tanggal jatuh tempo angsuran kedua, BPRS belum menerima pembayaran angsuran dari PT Kemal Sejahtera. Pembayaran angsuran baru dilakukan oleh nasabah pada tanggal 20 Mei, sebesar Rp3.743.087,24 melalui debit rekening.

10/05/20XA    Db. Piutang murabahah jatuh tempo                          3.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah                                               3.743.087,24

                        Db. Margin murabahah yang ditangguhkan               409.718
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah-akrual                  409.718


20/05/20XA    Db. Kas/rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera         3.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah jatuh tempo                           3.743.087,24

                        Db. Pendapatan margin murabahah-akrual                 409.718
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah                             409.718

8)      Tanggl 10 Juni (tanggal jatuh tempo angsuran ketiga), ketika BPRS hendak mendebit rekening nasabah, didapati tidak terdapat dana yang cukup di rekening PT Kemal Sejahtera untuk membayar angsuran ketiga. Saldo rekening yang tersedia hanya Rp1.025.000 dan BPRS mendebit rekening sebesar Rp1.000.000.

10/06/20XA    Db. Kas/rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera         1.000.000
                        Db. Piutang murabahah jatuh tempo                          2.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah                                               3.743.087,24

                        Db. Margin murabahah yang ditangguhkan               409.718
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah                             109.460
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah-akrual                  300.258

*pendapatan margin murabahah = persentase keuntungan x angsuran yang dibayarkan
                                                    = 10,946% x 1.000.000 = Rp109.460

*pendapatan margin murabahah-akrual = Margin murabahah ditangguhkan – pendapatan                 margin murabahah
                                                                = Rp409.718 – Rp109.460 = Rp300.258

9)      Tanggal 15 Juni, PT Kemal Sejahtera membayar kekurangan pembayaran angsurannya sebesar 2.743.087,24.

15/06/20XA    Db. Kas/rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera         2.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah jatuh tempo                           2.743.087,24

                        Db. Pendapatan margin murabahah-akrual                 300.258
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah                             300.258

10)   Hingga tanggal 10 Juli, PT Kemal Sejahtera tidak memenuhi kewajiban pembayaran angsuran keempat.

10/07/20XA    Db. Piutang murabahah jatuh tempo                          3.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah                                               3.743.087,24

                        Db. Margin murabahah yang ditangguhkan               409.718
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah-akrual                  409.718



11)   PT Kemal Sejahtera baru membayar kewajibannya pada tanggal 5 Agustus 20XA. Karena ketidakdisipilan PT Kemal Sejahtea tersebut, BPRS mengenakan denda sebagaimana yang telah disepakati dalam akad, yaitu sebesar 10% dari total pendapatan margin akrual yang tertunggak. PT Kemal Sejahtera mengakui ketidakdispilinannya dan bersedia mmbayarnya. Semua pembayran dilakukan pada tanggal 5 Agustus 20XA

05/08/20XA    Db. Kas/rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera         3.743.087,24
                                    Kr. Piutang murabahah jatuh tempo                           3.743.087,24

                        Db. Pendapatan margin murabahah-akrual*               409.718
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah                             409.718

05/08/20XA    Db. Kas/rekening nasabah-PT Kemal Sejahtera         40.972
                                    Kr. Rekening dana kebajikan*                                    40.972
*dana kebajikan = 10% x total margin akrual
                           = 10% x 409.718 = 409.972

12)   Tanggal 10 Agutus 20XA, PT Kemal Sejahtera bermaksud melunasi sisa kewajibannya dengan nilai buku Rp52.403.221,30 yang terdiri atas pokok pembiayaan sebesar Rp46.666.666,66 dan margin yang ditangguhkan sebesar Rp5.736.554,64. Disepakati pada saat pelunasan bahwa potongan akan diberikan sebesar 80% dari sisa margin murabahah yang masih ditangguhkan.

·         Margin yang ditangguhkan = Rp5.736.554,64
·         Potongan pelunasan = 80% x Rp5.736.554,64 = Rp 4.589.243,71
·         Pendapatan margin murabahah = margin yang ditangguhkan – potongan pelunasan
        = Rp5.736.554,64 – Rp4.589.243,71
        = Rp1.147.311

10/08/20XA    Db. Beban potongan pelunasan murabahah                4.589.243,71
                                    Kr. Piutang murabahah                                               4.589.243,71

                        Db. Kas/rekening nasabah                                          47.813.977,66
                                    Kr. Piutang murabahah                                               47.813.977,66

                        Db. Margin murabahah yang ditangguhkan               5.736.554,64
                                    Kr. Pendapatan margin mrabahah                               5.736.554,64

13)   Buatlah jurnal untuk tanggal 10 Agustus 20XA, jika potongan pelunasan dilakukan setelah pelunasan dan bukan saat pelunasan seperti pada poin 12 di atas.

10/08/20XA    Db. Kas/rekening nasabah                                          52.403.221,30
                                    Kr. Piutang murabahah                                               52.403.221,30

                        Db. Margin murabahah yang ditangguhkan               5.736.554,64
                                    Kr. Pendapatan margin murabahah                             5.736.554,64
                        Db. Beban potongan pelunasan                                  4.589.243,71
                                    Kr. Kas/rekening nasabah                                           4.589.243,71

Saturday, October 5, 2019

Kendala & Ilustrasi Bagi Hasil di Bank Syariah


KENDALA & ILUSTRASI PEMBIAYAAN BAGI HASIL BANK SYARIAH DI INDONESIA
RANIA FARAH SALSABILA
MKPS 2018

6 oktober 2019

Kendala
Pemahaman yang ada pada praktisi perbankan tentang prinsip bertransaksi begitu sempit sehingga mengakibatkan adanya pembatasan ruang gerak perbankan syariah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Itulah yang mengakibatkan, industri keuangan syariah di Indonesia masih relative kecil dengan pangsa pasar (market share) 5%-7%, khusus perbankan syariah pangsa pasar baru mencapai 5% jika dibandingan pangsa pasar perbankan syariah di Malaysia yang mencapai 20-25%.

Hubungan bank dengan nasabah dalam bank syariah adalah hubungan kontrak (contractual agreement) atau akad antara investor pemilik dana atau shahibul maal (principal) dengan penglola dana atau mudharib (agent) yang bekerja sama untuk melakukan usaha yang produktif dan bebagai keuntungan secara adil. Tetapi, kadang terdapat perbedaan kepentingan ekonomi antara principal dengan agent sehingga menimbulkan permasalahan agency theory.

Hubungan kontrak keuangan seperti dalam mudharabah biasanya dikenal dengan nama hubungan keagenan. Oleh karena itu, kontrak seperti ini menuntut adanya transparansi bagi kedua belah pihak. Jika salah satu pihak (utamanya nasabah) tidak menyampaikan secara transparan tentang hal-hal yang berhubungan dengan perolehan hasil, sehingga dapat terjadi aktivitas adverse selection yaitu masalah yang timbul dalam menyeleksi nasabah yang akan diberikan pembiayaan, hal ini disebabkan karena susahnya pihak bank untuk mengetahui dengan pasti kriteria yang dimiliki calon nasabah, bank mungkin akan salah dalam menilai kriteria nasabah.

Rendahnya porsi pembiayaan mudharabah terkait dengan belum siapnya bank syariah untuk menyalurkan pembiayaannya dalam bentuk akad mudharabah, hal ini disebabkan masih kurangnya sumber daya manusia yang menguasai hukum syariah Islam. Bank syariah menghadapi masalah yang melekat pada kontrak mudharabah yaitu adanya asymmetric information. Asymmetric information adalah perbedaan informasi yang didapatkan antara pihak bank syariah dan nasabah, dalam hal ini nasabah lebih banyak mengetahui tentang keadaan usaha yang dijalankannya berbanding terbalik dengan pihak bank syariah sehingga kemungkinan terjadinya penyimpangan sangat besar.

Ilustrasi
Pada tanggal 12 Januari 20XA, BPRS Bangun Marwah Warga (BMW) dan Bapak Hendra menandatangani akad musyarakah permanen untuk  pembiayaan usaha fotokopi senilai Rp 40.000.000, yang terdiri dari Rp 30.000.000 kontribusi BPRS dan Rp 10.000.000 kontribusi Bapak Hendra. Bagi hasil didasarkan pada laba bruto (penjualan dikurangi biaya kertas) dengan nisbah bagi hasil 20% BPRS dan 80% Bapak Hendra. Bagi hasil disepakati untuk dibayar dan dilaporkan setiap tanggal 20 mulai bulan Februari. Pembiayaan musyarakah disepakati jatuh tempo pada tanggal 20 April 20XA.
JURNAL

  •        Tanggal 12 Januari BPRS (saat akad) membuka cadangan pembiayaan musyarakah untuk       Bapak  Hendra.
12/01/XA  Db. Pos lawan komitmen administrative pembiayaan    Rp 30.000.000
                      Kr. Kewajiban komitmen administrative pembiayaan    Rp 30.000.000


  •         Tanggal 12 Januari (saat akad) BPRS membebankan biaya administrasi sebesar 0,2%  dari nilai           pembiayaan dan langsung diambil dari rekening Bapak Hendra.

          12/01/XA  Db. Kas/Rekening nasabah-Bapak Hendra              Rp 60.000
                                   Kr. Pendapatan administrasi                                     Rp. 60.000



  •      Tanggal 20 Januari BPRS mentransfer sebesar Rp 30.000.000 ke rekening Bapak Hendra    sebagai pembayaran porsi investasi BPRS.

           20/01/XA  Db. Pembiayaan musyarakah                           Rp. 30.000.000
                                    Kr. Kas/Rekening nasabah                                     Rp. 30.000.000

                            Db. Kewajiban komitmen administrative          Rp. 30.000.000
                                   Kr. Pos lawan komitmen administrative                  Rp. 30.000.000


  •      Tanggal 20 Februari 20XA Bapak Hendra melaporkan lama bruto usahanya sebesar Rp.     5.000.000 dan pada tanggal yang sama membayarkan secara tunai porsi bank sebesar 20%   dari laba bruto.

           20/02/XA   Db. Kas/Rekening nasabah                      Rp. 1.000.000
                                     Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah           RP. 1.000.000
                                  (20% x 5.000.000)



  •       Tanggal 20 Maret 20XA Bapak Hendra melaporkan laba bruto usahanya sebesar Rp. 4.000.000 dan     membayarkan secara tunai porsi bank sebesar 20% dari laba bruto pada tanggal 25 Maret 20XA.

          20/03/XA  Db. Piutang pendapatan bagi hasil musyarakah         Rp. 800.000
                                   Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakh-akrual              Rp. 800.000

          25/03/XA  Db. Kas/rek.nasabah                                                    Rp. 800.000
                                   Kr. Piutang pendapatan bagi hasil                                Rp. 800.000

                            Db. Pendapatan bagi hasil musyarakah-akrual            Rp. 800.000
                                   Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah                         Rp. 800.000
                                (20% x 4.000.000)



  •      Tanggal 20 April 20XA Bapak Hendra melaporkan laba bruto usahanya sebesar Rp.6.000.000 dan       pada tanggal yang sama membayarkan secara tunai porsi bank sebesar 20% dari laba bruto.

           20/04/XA   Db. Kas/Rekening nasabah                      Rp. 1.200.000
                                     Kr. Pendapatan bagi hasil musyarakah           RP. 1.200.000
                                (20% x 6.000.000)



  •      Tanggal 20 April 20XA, saat jatuh tempo, Bapak Hendra melunasi pembiayaan musyarakah sebesar   Rp. 30.000.000 via debit rekening.

           20/04/XA   Db. Kas/Rekening nasabah                      Rp. 30.000.000
                                     Kr. Pembiayaan musyarakah                           Rp. 30.000.000


Referensi
Lubis, Aswadi. (2016). Agency Problem Dalam Penerapan Pembiayaan Akad Mudharabah Pada Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN.

Yaya, Rizal.dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik Kontemporer Berdasarkan PAPSI 2013 Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat